Halaman

Selasa, 09 April 2013

Pantai Watu Ulo Jember dan Cerita Mitosnya

Pantai Watu Ulo Jember dan Cerita Mitosnya
Pantai Watu Ulo
Pantai Watu Ulo terletak 45 Km dari kota Jember, Jawa Timur.Arah selatan kota Jember di gugusan Samudera Indonesia, yang indah panorama alamnya. Untuk bisa sampai ke wisata Pantai watu Ulo bisa ditempuh dengan berbagai macam kendaraan. Disebut Watu Ulo karena di pantai itu ada sebuah batu panjang berbentuk ular,dengan penuh sisik.

Objek wisata watu ulo Dapat ditempuh dengan mengunakan segala jenis kendaraan ( roda dua dan empat) karena menuju lokasi beraspal.
Disamping Goa Jepang, di sebelah Watu Ulo ada sebuah Goa Lowo (Goa Kelelawar) yang dihuni ratusan ribu kelelawar. Goa ini bisa dimasuki oleh pengunjung dengan menyusuri dan melewati pantai berpasir. Karena tempatnya yang sunyi dari keramaian, goa ini sering dijadikan tempat bermeditasi bagi orang-orang tertentu, apalagi mengingat goa ini mempunyai kedalaman 100 m.

DAYA TARIK

- WAtu ULO merupakan batu memanjang di pesisir pantai yang sekilas mirip ular

- PANORAMA ALAM keindahan pantai dengan gugusan karang di tengah laut yangmerupakan ciri khas Pantai Watu Ulo

- PEKAN RAYA WATU ULO diselenggarakan pada tiap 1 Syawal s/d 10 Ayawal (lebaran) yng merupakan acara tradisi dalam rangka memberikan hiburan untuk masyarakat

Cerita Asal mula Watu Ulo
konon pada zaman dulu disana hidup  sepasang suami istri yang  bernama Aki dan Nini Sambi.  Lantaran keduanya memang pasangan lantas dikarunia oleh  seorang putra bernama Joko Samudera.  Layaknya keluarga yang butuh makan sehari-hari, mereka pun berbagi tugas, ayah ibu tugasnya mencari kayu bakar di  bukit-bukit sekitar pantai. Sedangkan anaknya yang bernama Joko Samudera  mencari ikan di laut.
Nah, pada suatu hari Aki dan Nini Sambi yang  sedang mencari kayu bakar di hutan  mendengar suara tangis bayi.  Mereka pun mencari sumber suara tersebut dan  menemukan seorang bayi lelaki yang sendirian . Tak tega melihatnya,  Nini Sambi langsung jatuh hati dan merawatnya.

Pasangan itu pun kemudian memberi nama bayi tersebut dengan nama Marsudo.  Waktu berlalu   kedua bocah lelaki ini tumbuh dewasa. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya mereka secara  bergantian mencari  ikan di laut. Kali ini gilirannya Marsudo untuk mencari ikan, nah disaat sedang asiknya memancing, eh dirinya kaget lantaran pancingnya bergoyang.

Segeralah dia mengangkat pancingannya itu dan betapa terkejutnya dia saat mata pancingnya diangkat,terrnyata yang dia pancing adalah ikan besar yang bisa bicara. Ikan yang bernama Raja Mina itu ingin Marsudo melepaskan dirinya dan sebagai ganti Marsudo  akan  dikabulkan setiap keinginannya.

Merasa kasihan Marsudo pun melepaskannya. Dengan penuh  ucapan rasa terima kasih, Raja Mina langsung berenang dengan  bebas.  Namun apes bagi Marsudo, setibanya dirumah dia langsung dimarahi oleh kedua orang tuanya karena melepaskan ikan sangat besar.

Tak tega melihat saudaranya itu dimarahi seraya ingin menghilangkan kejengkelan sang ayah,  Joko Samudera pun pergi memancing ikan di laut kuntuk menggantikan adiknya. Nah, bukannya mendapati ikan dalam pancingannya, eh dia  malah memancing seekor  ular  besar. Ular ini mengamuk karena kait pancing  Joko Samudera melukai tubuhnya.

Dalam duel sengit keduanya tak mau menyerah, melihat sang  kakakberjibaku mati-matian melawan ular raksasa. Marsudo berinsiatif memanggil Raja Mina ikan yang dia selamatkan.  Dia meminta janji Raja Mina untuk memenangkan kakaknya melawan sang ular raksasa.  Mendengar permintaan Marsudo, Raja Mina pun memberinya sebatang cemeti.  Ikan yang bisa berbicara itu berpesan kepada untuyk memukul  dua kali, maka tubuhnya akan terbelah jadi tiga. Pisahkan ketiga bagian  tubuhnya ke tiga tempat, hingga dia tidak bisa bersatu. Kalau bersatu  dia akan  hidup kembali. Dan ular itu pun bisa ditaklukkannya.

 Begitulah legenda yang membuat pantai tersebut  bernama Watu Ulo. Di pinggir  pantai, memang ada gugusan batu yang jika  dilihat-lihat mirip dengan anatomi tubuh seekor ular. Panjang dan  berlekuk-lekuk serta model batuannya seperti sisik. (berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar